Polisi Malaysia Diduga Dimutilasi di Sabah

Polisi Malaysia Diduga Dimutilasi di Sabah

Polisi Malaysia Diduga Dimutilasi di Sabah
Sabah : Kabar mengerikan datang dari Sabah, yang jadi "medan pertempuran" antara pasukan Malaysia dengan loyalis Sultan Sulu yang mengklaim sebagai pemilik sah wilayah di Kalimantan Utara itu. Pasca pertempuran, sejumlah jasad ditemukan bergelimpangan, di antaranya bahkan dalam kondisi termutilasi.

Beredar dugaan pasukan loyalis Sulu memutilasi sejumlah polisi Malaysia, bahkan memenggal salah satu di antaranya.

Mutilasi diduga terjadi di sebuah kampung dekat perairan timur Sabah di Kota Semporna, 2 Maret 2013, tiga hari sebelum pasukan negeri jiran meluncurkan serangan besar-besaran dari udara maupun darat melawan kelompok militan yang menduduki perkebunan kelapa sawit di Lahad Datu.

"Sungguh bertentangan dengan agama kami, Islam, memenggal seseorang, musuh sekalipun. Mengerikan, kejam," kata Azmi, seorang nelayan seperti dilaporkan Borneo Insider, yang dilansir situs media Australia, Katherine Times, Kamis (7/3/2013).

Mengenai kabar dugaan mutilasi polisi Malaysia, Departemen Luar Negeri Filipina melalui juru bicaranya Raul Hernandez mengaku masih harus memverifikasi kabar tersebut.

Jika benar itu terjadi, meski tak melabeli loyalis Sulu sebagai teroris, Kemenlu Filipina sepakat bahwa tindakan "mutilasi" dan "penodaan" terhadap jasad polisi Malaysia adalah "perilaku teroris".

Namun, apakah hak tersebut benar terjadi atau hanya sekedar simpang siur, masih butuh konfirmasi. "Kami tak punya perwakilan di area konflik. Kami tak bisa mengirim orang ke sana. Informasi yang kami dapat sejauh ini berasal dari Kementerian Luar Negeri Malaysia, infomasi ini harus dibuktikan kebenarannya," kata Hernandez seperti dimuat situs Filipina, ABS-CBN News.

Jasad Loyalis Sulu Membusuk

Sementara, tiga jasad diduga loyalis Sulu ditemukan membusuk, tak terjamah sejak ditembak aparat Malaysia sejak Sabtu (2/3/2013) lalu.

Jenazah mereka masih terbarung di Lorong 5, Kampung Simunul, Semporna Sabah. Sementara warga radius 1 kilometer dari lokasi penemuan jenazah memilih mengungsi.

Satu mayat ditemukan berada di dalam sampan, satu di dermaga kayu, lainnya di dalam sebuah rumah panggung. Darah berceceran di lokasi itu.

Warga setempat mengatakan, mereka tak berani mengutak-utik mayat tersebut. Apalagi identitasnya belum diketahui.

"Kampung kami yang damai berubah menjadi lokasi mengerikan," kata Julasri Yaakob, seperti dimuat Asia One, Kamis (7/3/2013). "Kami memilih mengungsi di tengah situasi yang serba tak jelas ini. Anak-anakku takut mendengar suara tembakan."

0 comments:

Post a Comment